Selasa, 10 Februari 2015

[005] Al Maidah Ayat 015


««•»»
Surah Al Maa-idah 15

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ
««•»»
yaa ahla alkitaabi qad jaa-akum rasuulunaa yubayyinu lakum katsiiran mimmaa kuntum tukhfuuna mina alkitaabi waya'fuu 'an katsiirin qad jaa-akum mina allaahi nuurun wakitaabun mubiinun
««•»»
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan {408}.
{408}Cahaya Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dan kitab Maksudnya: Al Quran.
««•»»
O People of the Book! Certainly Our Apostle has come to you, clarifying for you much of what you used to hide of the Book, and excusing many [an offense of yours]. Certainly there has come to you a light from Allah, and a manifest Book.
««•»»

Menurut riwayat Ibnu Jarir, Ikrimah dia memberitakan bahwa orang-orang Yahudi bertanya kepada Rasulullah tentang hukum rajam (dilempari dengan batu sampai mati), lalu Rasulullah bertanya pula siapa di antara mereka yang lebih banyak pengetahuannya (dalam agama mereka).

Mereka menunjuk kepada Ibnu Sauriya. Lalu Rasulullah meminta kepadanya, "Demi yang menurunkan Taurat kepada Musa, demi yang mengangkat bukit Tursina dan ikatan-ikatan janji dari Bani Israel, supaya ia menerangkan hukum zina". Mendengar itu timbul dalam hati Ibnu Sauriya semacam perasaan takut lalu menjawab, "Tatkala banyak kejadian pada kami, maka kami memukul seratus kali dan mencukur kepala mereka." Mendengar itu maka Nabi menghukum dengan rajam (juga orang Yahudi yang berzina sama hukumannya dengan orang Islam yang berzina) kemudian turun ayat ini.

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. telah datang menerangkan sebagian dari apa yang mereka sembunyikan tentang syariat Allah yang tersebut dalam Taurat. Di antaranya apa yang diterangkan oleh Nabi seperti perhitungan amal dan balasannya di hari akhirat dan hukum rajam tetapi banyak pula yang dibiarkannya karena dianggapnya tidak begitu perlu lagi, seperti yang berkenaan dengan datangnya Muhammad saw sebagai Nabi yang terakhir dan sifat-sifatnya.

Yang mendorong mereka untuk menyembunyikan apa yang mereka ketahui dari Taurat ialah secara umum adalah disebabkan takut akan kehilangan kedudukan, pengaruh dan lain-lainnya yang berhubungan dengan keduniaan termasuk perasaan yang tidak lepas dari mereka, yaitu bahwa mereka adalah keturunan atau umat dari Nabi yang terbaik yakni keturunan dari Nabi Ishak, sedang Nabi Muhammad saw. adalah keturunan Nabi Ismail.

Keadaan Nabi Muhammad yang ummi (tidak tahu menulis dan membaca) menambah keberanian mereka untuk menyembunyikan apa yang ingin mereka sembunyikan, karena mereka mengira Nabi Muhammad tidak akan mengetahuinya tetapi persangkaan mereka meleset dengan turunnya wahyu (Alquran), kepada Nabi yang mengungkapkan sebahagian dari yang mereka sembunyikan itu yang menyebabkan banyak pendeta Yahudi masuk Islam.

Hukum rajam yang disembunyikan oleh Yahudi kepada Nabi Muhammad saw. masih terdapat sekarang dalam kitab Ulangan.

Selanjutnya Allah menerangkan arti "telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menjelaskan". Yang dimaksud dengan cahaya di sini ialah Nabi Muhammad saw. karena ia telah menerangi umat manusia dari alam kejahilan ke alam keimanan dan pengetahuan. Sedang yang dimaksud dengan "kitab yang menjelaskan" di sini ialah Alquran yang menjelaskan syariat Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan menjelaskan pula rahasia Ahli Kitab yang suka mengubah dan menyembunyikan sebahagian isi Taurat dan Injil.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai Ahli kitab! Sesungguhnya telah datang kepada kamu utusan kami) Muhammad (mengungkapkan kepadamu banyak hal dari apa yang kamu sembunyikan dari Alkitab) yakni kitab Taurat dan Injil seperti ayat tentang rajam dan sifat-sifat Nabi saw. (dan banyak pula yang dibiarkannya) di antara demikian sehingga tidak diungkapkannya jika tidak ada kepentingannya selain dari membukakan rahasia kamu belaka. (Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah) itulah dia Nabi saw. (dan kitab) yakni Alquran (yang jelas) nyata.
««•»»
O People of the Scripture, Jews and Christians, now there has come to you Our Messenger, Muhammad (s), making clear to you much of what you used to conceal of the Scripture, the Torah and the Gospel, such as the ‘stoning’ verse and the description [of the Prophet Muhammad (s)], and pardoning much, of it, which he does not reveal, since this would not be of any benefit, serving only to disgrace you. There has verily come to you from God a light, namely, the Prophet (s), and a Book, a Qur’ān, lucid, plain and manifest,

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
kik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis dari Ikrimah yang mengatakan, "Pada suatu hari Nabi saw. kedatangan orang-orang Yahudi yang bertanya kepada beliau tentang masalah hukuman rajam.

Nabi saw. menjawab,
'Siapakah di antara kamu yang paling alim (tentang kitab Taurat)?'

Mereka menunjuk kepada Ibnu Shuria, kemudian Nabi meminta kepadanya agar menceritakan tentang kandungan isi kitab Taurat yang telah diturunkan kepada Nabi Musa a.s. dan tentang perjanjian-perjanjian yang telah dibebankan atas mereka, sehingga ia tampak gemetar.

Ibnu Shuria berkata, 'Sesungguhnya tatkala sanksi seratus kali deraan dan rambut dicukur masih juga belum meredakan perbuatan zina yang justru kian banyak di kalangan kami, maka Allah menurunkan hukum rajam.' Setelah peristiwa itu turunlah ayat,
'Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul Kami...ke jalan yang benar.'"
(Q.S. Al-Maidah ayat 15-16).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 14][AYAT 16]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:15

Senin, 09 Februari 2015

[005] Al Maidah Ayat 014

««•»»
Surah Al Maa-idah 14

وَمِنَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى أَخَذْنَا مِيثَاقَهُمْ فَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَسَوْفَ يُنَبِّئُهُمُ اللَّهُ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
««•»»
wamina alladziina qaaluu innaa nashaaraa akhadznaa miitsaaqahum fanasuu hazhzhan mimmaa dzukkiruu bihi fa-aghraynaa baynahumu al'adaawata waalbaghdhaa-a ilaa yawmi alqiyaamati wasawfa yunabbi-uhumu allaahu bimaa kaanuu yashna'uuna
««•»»
Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.
««•»»
Also from those who say, ‘We are Christians,’ We took their pledge; but they forgot a part of what they were reminded. So We stirred up enmity and hatred among them until the Day of Resurrection, and soon Allah will inform them concerning what they had been doing.
««•»»

Ayat ini menerangkan pula bahwa Allah telah mengambil janji dari orang-orang yang mengaku beragama Nasrani untuk taat serta mematuhi apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah dan mengikuti para nabi-nabi-Nya. Akan tetapi mereka juga dengan sengaja melupakan sebahagian dari apa yang diperingatkan kepada mereka dalam kitab Injil, artinya mereka tidak mengerjakan sebagian dari yang diperingatkan dalam Injil itu karena pengikut-pengikut pertama dari Nabi Isa Al Masih adalah dari orang-orang awam, sedang para sahabatnya yang setia terdiri dari pemburu-pemburu binatang yang selalu diusir dan dimusuhi oleh orang-orang Yahudi.

Mereka belum mempunyai kekuatan sosial yang mampu untuk membukukan dan memelihara apa yang mereka hafal dari Injil dan banyak pula buku-buku yang ditulis mereka yang dinamakan injil sebagaimana yang diterangkan dalam kitab-kitab suci dan sejarah gereja mereka.

Pada akhir ayat Allah menjelaskan bahwa oleh karena tingkah laku yang tidak mau memenuhi janji, maka mereka menimbulkan perpecahan di antara mereka sampai hari kiamat. Dan kelak di akhirat Allah swt. akan memberitahukan kepada mereka semua kesalahan yang mereka lakukan di dunia, sehingga mereka tidak mengelak lagi dari siksaan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan di antara orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani,") berkaitan dengan firman-Nya (ada yang telah Kami ambil pula janji mereka) sebagaimana halnya orang-orang Yahudi dari kalangan Bani Israel (maka mereka lupakan sebagian dari peringatan yang telah disampaikan kepada mereka) yakni dalam Injil berupa keimanan dan lain-lain hingga mereka ingkari perjanjian itu (maka Kami bangkitkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat) dengan pertikaian dan perbedaan keinginan mereka, hingga setiap golongan mengafirkan yang lain (dan Allah akan memberitakan kepada mereka kelak) yakni di akhirat (apa-apa yang mereka perbuat) lalu mendapat pembalasan daripada-Nya.
««•»»
And with those who say ‘We are Christians’ (this is semantically connected to [what follows]) We made a covenant, just as We did with the Children of Israel, the Jews, and they have forgotten a portion of that they were reminded of, in the Gospel, pertaining to faith and other matters, and they [too] broke the covenant. So We have stirred up, We have caused, among them enmity and hatred until the Day of Resurrection, on account of their schisms and differing whims, each sect charging the other with unbelief; and God will assuredly tell them, in the Hereafter, of what they wrought, and requite them for this.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 13][AYAT 15]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:14

Sabtu, 07 Februari 2015

[005] Al Maidah Ayat 013

««•»»
Surah Al Maa-idah 13

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
««•»»
fabimaa naqdhihim miitsaaqahum la'annaahum waja'alnaa quluubahum qaasiyatan yuharrifuuna alkalima 'an mawaadi'ihi wanasuu hazhzhan mimmaa dzukkiruu bihi walaa tazaalu taththhali'u 'alaa khaa-inatin minhum illaa qaliilan minhum fau'fu 'anhum waishfah inna allaaha yuhibbu almuhsiniina
««•»»
 (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya {407}, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
{407} Maksudnya: merobah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
««•»»
Then, because of their breaking their covenant We cursed them and made their hearts hard: they pervert words from their meanings, and have forgotten a part of what they were reminded. You will not cease to learn of some of their treachery, excepting a few of them. Yet excuse them and forbear. Indeed Allah loves the virtuous.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang Yahudi itu selalu mengingkari janji, maka Allah mengutuk mereka dan menjadikan hati mereka keras membatu dan menerangkan pula bahwa mereka tidak segan-segan merubah perkataan Allah dari yang aslinya, yaitu kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa yang telah mengambil janji dari mereka supaya memelihara dan melaksanakan isinya tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang melaksanakannya sebagaimana orang-orang muslim memelihara Alquran pada masa Nabi Muhammad saw.

Kitab Taurat yang asli itu telah disepakati ahli-ahli sejarah Yahudi dan Nasrani mengatakan sudah lenyap semenjak kerajaan Babilonia menyerang kota mereka, membakar candi mereka dan menawan orang-orang Yahudi yang masih hidup.

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa mereka telah lupa akan sebagian dari yang telah diperingatkan kepadanya dan dengan sengaja tidak mengerjakan sebagian apa yang diperintahkan itu karena sudah menjadi kebiasaan bagi mereka membangkang dan mengingkari janji.

Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid bahwa mereka lupa akan sebagian dari Taurat yang asli. Dan ini bisa terjadi bagi orang-orang Yahudi setelah hilangnya Taurat yang asli itu, karena mereka tidak ada yang menghafalnya.
Pada akhir ayat ini, Allah memperingatkan Nabi Muhammad saw. bahwa demikianlah watak dan tingkah laku orang-orang Yahudi pada zaman dahulu terhadap Allah, kitab-kitab, rasul-rasul-Nya. Dan menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. senantiasa akan menghadapi bermacam-macam tipu dan penghianatan mereka.

Janganlah mengira bahwa engkau telah aman disebabkan engkau telah menyetujui hidup damai berdampingan dengan mereka, karena sudah menjadi watak mereka selalu suka menentang dan melanggar janji, kecuali sebagian kecil dari mereka, seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya yang telah masuk Islam dengan sesungguhnya. Menghadapi orang-orang ini janganlah Muhammad saw. merasa khawatir akan tetapi hendaklah memaafkan kesalahan-kesalahan yang pernah mereka lakukan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dari Rasul itu, bukan saja kepada yang sebagian kecil itu tetapi kepada semua orang Yahudi yang pernah berbuat kesalahan kepada Nabi dan sahabat-sahabatnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka disebabkan mereka melanggar) maa merupakan tambahan (janji itu, Kami kutuk mereka) artinya Kami jauhkan dari rahmat Kami (dan Kami jadikan hati mereka keras) tak hendak lunak untuk menerima keimanan. (Mereka ubah perkataan-perkataan)yang terdapat dalam Taurat berupa sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad (dari tempat-tempatnya) semula yang ditaruh oleh Allah (dan mereka lupakan) tinggalkan (sebagian dari peringatan-peringatan yang telah disampaikan kepada mereka) dalam Taurat mengenai ketaatan kepada Muhammad. (Dan selalulah kamu) perkataan ditujukan kepada Nabi saw. (melihat) secara jelas (pengkhianatan dari mereka) dengan mengingkari janji dan lain-lain (kecuali sedikit di antara mereka) yang masuk Islam. (Maka maafkanlah mereka itu dan biarkanlah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik) ini dimansukh oleh ayat perang.
««•»»
God says: So because (bi-mā, the mā is extra) of their breaking their covenant, We cursed them, We removed them from Our mercy, and made their hearts hard, unyielding to the acceptance of faith; they pervert words, pertaining to the descriptions of Muhammad (s) in the Torah and other things, from their contexts, those in which God has placed them, in other words, they substitute them; and they have forgotten, they have abandoned, a portion, a part, of what they were reminded of, [of what] they were enjoined to in the Torah, in the way of following Muhammad (s); and you — addressing the Prophet (s) now — will never cease to discover some treachery on their part, in the way of breaking a covenant or some other matter, except for a few of them, who have submitted themselves [to Islam]. Yet pardon them, and forgive; surely God loves the virtuous: this was abrogated by the ‘sword’ verse [Q. 9:5].
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 12][AYAT 14]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:13

[005] Al Maidah Ayat 012

««•»»
Surah Al Maa-idah 12

وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
««•»»
walaqad akhadza allaahu miitsaaqa banii israa-iila waba'atsnaa minhumu itsnay 'asyara naqiiban waqaala allaahu innii ma'akum la-in aqamtumu alshshalaata waaataytumu alzzakaata waaamantum birusulii wa'azzartumuuhum wa-aqradhtumu allaaha qardhan hasanan laukaffiranna 'ankum sayyi-aatikum walaudkhilannakum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru faman kafara ba'da dzaalika minkum faqad dhalla sawaa-a alssabiili
««•»»
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik {406} sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.
{406} Maksudnya Ialah: menafkahkan harta untuk menunaikan kewajiban dengan hati yang ikhlas.
««•»»
Certainly Allah took a pledge from the Children of Israel, and We raised among them twelve chiefs. And Allah said, ‘I am with you! Surely, if you maintain the prayer and give the zakāt and have faith in My apostles and support them and lend Allah a good loan, I will surely absolve you of your misdeeds, and I will surely admit you into gardens with streams running in them. But whoever of you disbelieves after that has certainly strayed from the right way.’
««•»»

Menurut riwayat pengingkaran janji orang-orang Yahudi itu terjadi selama mereka lepas dari cengkeraman Firaun di Mesir, maka Allah dengan perantaraan Nabi Musa a.s. memerintahkan mereka keluar dari Mesir pergi ke Palestina. Pada waktu itu Palestina didiami oleh suku Kan'an yang sangat perkasa dan angkuh. Mereka diperintahkan ke sana untuk berjihad menghadapi orang-orang yang kasar itu dengan perjanjian dari Allah akan menolong mereka.

Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. mengambil 12 orang pemimpin yang mewakili setiap suku dari mereka untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Allah. Setelah perjanjian dibuat, merekapun berangkat dan setibanya di dekat tanah suci Yerusalem, Nabi Musa menyuruh ke 12 orang pemimpin itu masuk dengan menyamar ke kota untuk memata-matai dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

Setelah pemimpin Yahudi itu melihat para penduduknya yang bertambah kuat dan mempunyai kekuatan yang hebat mereka merasa takut lalu pulang dan menceritakan kepada kaumnya hal-hal yang mereka lihat, padahal mereka sudah diperintahkan oleh Nabi Musa a.s. agar jangan menceritakan kepada kaumnya apa yang mereka lihat itu. Dengan demikian, mereka telah melanggar janji, kecuali dua orang dari pemimpin itu sebagaimana disebutkan pada ayat 23 dari surah ini.

Selain itu Allah memerintahkan lagi kepada mereka untuk mendirikan salat, menunaikan zakat, beriman dan membantu Rasul-rasul Allah yang akan diutus sesudah Musa, seperti Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa dan Muhammad saw.

Di samping itu Allah swt. juga memerintahkan supaya mereka memberikan pinjaman yang baik kepada Allah yaitu menafkahkan harta benda dengan ikhlas di jalan Allah. Jika mereka mau melaksanakan semua perintah Allah tersebut, niscaya Allah akan menghapus dosa-dosa mereka yang lalu dan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.

Barangsiapa yang kafir dan mengingkari janji juga sesudah itu, maka mereka adalah orang yang sesat dari jalan yang benar.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israel) mengenai apa yang akan disebutkan di belakang nanti (dan telah Kami angkat) terdapat peralihan dari dhamir gaib kepada orang pertama (di antara mereka 12 orang pemimpin) dari setiap suku seorang pemimpin yang akan menjamin dipenuhinya perjanjian itu oleh semua warga, dan kepada mereka (Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku beserta kamu) siap dengan pertolongan dan bantuan.

(Demi jika) lam menunjukkan sumpah (kamu mendirikan salat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan memberikan bantuan kepada mereka serta kamu berikan kepada Allah suatu pinjaman yang baik) dengan mengeluarkan nafkah di jalan-Nya (maka akan Kututupi kesalahan-kesalahan kamu dan akan Kumasukkan kamu ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka siapa yang kafir sesudah itu) maksudnya sesudah perjanjian (di antara kamu, sesungguhnya ia telah sesat dari jalan yang lurus.") dari jalan yang benar. Sawaa` pada asalnya ialah yang pertengahan. Maka mereka langgar perjanjian itu,


hingga Allah pun berfirman:
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

(QS. Al Maidah [5]:13)
««•»»
God had made a covenant with the Children of Israel, for what will be mentioned shortly, and We raised up (there is a shift of address away from the third [to the first] person) from among them twelve leaders, from each tribe one leader, to be responsible for his people’s fulfilment of the covenant, as a way of binding them [to it]. And God said, to them: ‘I am with you, helping and assisting. Surely if (la-in, the lām is for oaths) you establish the prayer, and pay the alms, and believe in My messengers and succour them, help them, and lend to God a goodly loan, by expending in His way, I will absolve you of your evil deeds, and I will admit you to gardens underneath which rivers flow. So whoever of you disbelieves after that, covenant, surely he has strayed from the right way’, he has erred from the path to Paradise (al-sawā’ originally means ‘the middle way’). And they broke the covenant.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 11][AYAT 13]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:12

[005] Al Maidah Ayat 011


««•»»
Surah Al Maidah 11


قُل سيروا فِي الأَرضِ ثُمَّ انظُروا كَيفَ كانَ عاقِبَةُ المُكَذِّبينَ

««•»»

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu udzkuruu ni'mata allaahi 'alaykum idz hamma qawmun an yabsuthuu ilaykum aydiyahum fakaffa aydiyahum 'ankum waittaquu allaaha wa'alaa allaahi falyatawakkali almu/minuuna
««•»»
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan ni'mat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mu'min itu harus bertawakkal.
««•»»
O you who have faith! Remember Allah’s blessing upon you when a people set out to extend their hands against you, but He withheld their hands from you, and be wary of Allah, and in Allah let all the faithful put their trust.
««•»»

Kemudian Allah mengajak orang-orang yang beriman untuk mengingat kembali nikmat yang sangat besar yang diberikan kepada mereka, yaitu dengan kekuasaan-Nya, Ia telah menahan dan membebaskan mereka dari suatu kejahatan yang sangat berbahaya yang direncanakan oleh orang-orang kafir.

Banyak riwayat yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat ini yang pada umumnya berkisar di sekitar seorang laki-laki dari suku Muharib yang diutus oleh kaumnya untuk membunuh Nabi Muhammad saw.

Riwayat yang terkuat ialah yang dikuatkan oleh Al Hakim dari Hadis Jabir, yaitu seorang laki-laki dari suku Muharib bernama Chauras bin Haris datang dan berdiri di hadapan Rasulullah saw. seraya (menghunus pedangnya) lalu berkata, "Siapakah yang dapat membelamu?"
Rasulullah saw. menjawab,
"Allah"
maka terjatuhlah pedang itu dari tangannya lalu diambil oleh Rasulullah saw. seraya berkata,
"Siapakah yang dapat membelamu?",
laki-laki itu menjawab, "Jadilah engkau sebaik-baik orang yang bertindak".
Rasulullah bertanya,
"Maukah engkau mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah Rasul-Nya?"
Laki-laki itu menjawab, "Saya berjanji bahwa saya tidak akan memerangimu dan tidak akan turut dengan kaum yang akan memerangimu." Lalu Rasulullah saw membebaskannya. Dan setelah ia kembali kepada kaumnya ia berkata kepada mereka, "Saya baru saja datang menjumpai seorang manusia yang paling baik yaitu Rasulullah saw".

Pada ayat ini Allah mengajak orang-orang yang beriman untuk mengingat kembali nikmat yang akan diberikan kepada mereka pada waktu ada satu kaum yang bermaksud jahat, Allah swt. menahan dan melepaskan mereka dari bahaya kejahatan musuh.

Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kejahatan dalam ayat ini ialah kejahatan Chauras yang tersebut di atas. Sebagian lain berpendapat bahwa yang dimaksud, ialah semua kejahatan yang dilakukan oleh orang kafir kepada Rasulullah dan para sahabatnya dan pada permulaan lahirnya Islam dan mereka selalu dilindungi Allah.

Mengingat hal-hal serupa itu sangat besar manfaatnya bagi kehidupan orang-orang yang beriman, karena dengan demikian akan lebih teguh imannya kepada Allah dan kekuasaan-Nya dan menimbulkan semangat dan kepercayaan kepada diri sendiri dalam menghadapi kesusahan dan penderitaan untuk menegakkan kebenaran. Pada akhir ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin supaya tetap bertakwa kepada-Nya yang telah memperlihatkan kekuasaan-Nya dalam menolong dan melindungi mereka dan kejahatan-kejahatan musuh. Allah menyuruh kaum Muslimin bertawakal kepada-Nya. setelah mereka melakukan usaha dan ikhtiar menurut kemampuan mereka dan melarang mereka jangan sekali-kali bertawakal selain kepada Allah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika suatu kaum bermaksud) yakni orang-orang Quraisy (hendak memanjangkan tangan mereka kepadamu) buat mencelakakanmu (maka ditahan-Nya tangan mereka daripadamu) dan dilindungi-Nya kamu dari maksud jahat mereka itu (dan bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah kepada Allah orang-orang mukmin itu bertawakal.)
««•»»
O you who believe, remember God’s favour upon you, when a people, namely, Quraysh, purposed to extend their hands against you, in order to attack you, but He restrained their hands from you, and protected you from what they intended to do to you; and fear God; and in God let the believers put their trust.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
kik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Jarir mengetengahkan dari Ikrimah dan Yazid bin Abu Ziyad, sedangkan lafal hadis adalah kepunyaannya (Ibnu Jarir). Dikisahkan dalam hadis ini bahwa tatkala Nabi saw. keluar ditemani oleh Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Thalhah dan Abdurrahman bin Auf hingga mereka sampai kepada Kaab bin Asyraf dan orang-orang Yahudi Bani Nadhir.
Nabi saw. meminta bantuan mereka tentang aqilah yang menjadi tanggungannya. Kemudian mereka berkata, "Baiklah silakan duduk terlebih dahulu, kami akan menjamu engkau, kemudian kami akan mengabulkan apa yang engkau pinta."
Kemudian Nabi saw. duduk; akan tetapi Hay bin Akhtab berkata kepada para sahabatnya, "Sekarang kamu belum pernah melihat Nabi lebih dekat dari kali ini, nah sekarang lemparilah dia dengan batu dan bunuhlah ia, maka kamu tidak akan melihat kejahatan untuk selamanya."
 Kemudian mereka mengambil sebuah batu lumpang yang besar untuk mereka lemparkan kepada beliau, akan tetapi Allah melumpuhkan tangan mereka sehingga tidak bisa mengangkat batu lumpang itu hingga malaikat Jibril datang dan membawa Nabi saw. dari tempat itu.
Setelah itu turunlah ayat,
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak memanjangkan tangannya kepadamu..."
(Q.S. Al-Maidah 11)
««•»»
Hadis serupa diketengahkan dari jalur Abdullah bin Abu Bakar, Ashim bin Umair bin Qatadah, Mujahid, Abdullah bin Katsir dan Abu Malik.
Diketengahkan pula dari Qatadah yang pernah bercerita, telah sampai suatu berita kepada kami, "Ayat ini diturunkan sewaktu Rasulullah saw. berada di dalam kebun kurma dalam perang yang ketujuh. Kemudian Bani Tsa'labah dan Bani Muharib yang telah lama bermaksud ingin membunuh Nabi saw. segera mengutus seorang badui.
Orang itu disuruh untuk membunuh Nabi saw. sewaktu beliau sedang tidur-tiduran di salah satu rumah. Sesampainya orang itu kepada Nabi saw., ia segera mengambil pedangnya seraya berkata, 'Siapakah yang menghalang-halangiku darimu?'
Nabi menjawab,
'Hanya Allah yang bisa.'
Lalu pedang itu terjatuh dari tangannya, akan tetapi Nabi tidak membalasnya.
««•»»
Abu Nu'aim mengetengahkan sebuah hadis dalam kitabnya Dalaailun Nubuwwah (mukjizat-mukjizat kenabian) dari jalur periwayatan Hasan dari Jabir bin Abdullah, bahwa ada seseorang lelaki dari kalangan Bani Muharib yang dikenal dengan nama Ghaurats bin Harits, berkata kepada kaumnya, 'Aku akan membunuh Muhammad demi kamu sekalian.'
Kemudian ia datang menemui Rasulullah saw. yang pada waktu itu sedang duduk-duduk sedangkan pedang beliau berada di pangkuan. Lalu Ghaurats bertanya, 'Hai Muhammad! Lihatlah pedangmu ini!'
Nabi saw. menjawab,
'Ya.'
Ia mengambil pedang itu lalu menghunusnya dan langsung mengayunkannya dengan maksud untuk memukulkannya kepada Nabi saw. akan tetapi Allah swt. menggagalkan maksudnya itu. Ghaurats berkata, 'Hai Muhammad! Apakah engkau tidak takut kepadaku?'
Nabi menjawab,
'Tidak.'
Ghaurats kembali bertanya, 'Tidakkah engkau takut kepadaku sedangkan pedang berada di tanganku?'
Nabi saw. menjawab,
'Allah tidak akan mencegahku untuk membunuhmu.'
Kemudian Ghaurats menyarungkan pedang itu dan memberikannya kepada Nabi saw., lalu turunlah ayat ini."
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 10][AYAT 12]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:11

[005] Al Maidah Ayat 010

««•»»
Surah Al Maidah 10

وَلَقَدِ استُهزِئَ بِرُسُلٍ مِن قَبلِكَ فَحاقَ بِالَّذينَ سَخِروا مِنهُم ما كانوا بِهِ يَستَهزِئونَ
««•»»
waalladziina kafaruu wakadzdzabuu bi-aayaatinaa ulaa-ika ash-haabu aljahiimi
««•»»
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.
««•»»
As for those who are faithless and deny Our signs, they shall be the inmates of hell.
««•»»

Selanjutnya Allah menyatakan bahwa orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah, adalah penghuni neraka. Ayat-ayat Allah artinya tanda-tanda adanya Allah Yang Maha Esa dan Alquran dan setiap ayatnya yang menjadi mukjizat yang besar bagi kenabian dan kerasulan Muhammad saw. adalah tanda adanya Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

Pada akhir ayat Allah menyatakan, bahwa orang-orang kafir yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat-Nya adalah penghuni neraka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sebaliknya orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami mereka itu adalah penduduk neraka.)
««•»»
And they who disbelieve and deny Our signs — they shall be the inhabitants of Hell-fire.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 9][AYAT 11]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:10

[005] Al Maidah Ayat 009

««•»»
Surah Al Maidah 9

وَلَو جَعَلناهُ مَلَكًا لَجَعَلناهُ رَجُلًا وَلَلَبَسنا عَلَيهِم ما يَلبِسونَ««•»»
wa'ada allaahu alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati lahum maghfiratun wa-ajrun 'azhiimun
««•»»
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
««•»»
Allah has promised those who have faith and do righteous deeds forgiveness and a great reward.
««•»»

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh) suatu janji yang baik (bahwa untuk mereka keampunan dan pahala yang besar) yakni surga.
««•»»
God has promised those who believe and perform righteous deeds, an excellent promise: they shall have forgiveness and a great wage, that is, Paradise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 8][AYAT 10]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:9

[005] Al Maidah Ayat 008

««•»»
Surah Al Maidah 8

وَقالوا لَولا أُنزِلَ عَلَيهِ مَلَكٌ ۖ وَلَو أَنزَلنا مَلَكًا لَقُضِيَ الأَمرُ ثُمَّ لا يُنظَرونَ
««•»» yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina lillaahi syuhadaa-a bialqisthi walaa yajrimannakum syanaaanu qawmin 'alaa allaa ta'diluu i'diluu huwa aqrabu lilttaqwaa waittaquu allaaha inna allaaha khabiirun bimaa ta'maluuna
««•»»
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
««•»»
O you who have faith! Be maintainers, as witnesses for the sake of Allah, of justice,[Cf. 4:135] and ill feeling for a people should never lead you to be unfair. Be fair; that is nearer to Godwariness, and be wary of Allah. Allah is indeed well aware of what you do.
««•»»

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang yang mukmin agar dapat melaksanakan amal dan pekerjaan mereka dengan cermat jujur dan ikhlas karena Allah, baik pekerjaan yang bertalian dengan urusan agama maupun pekerjaan yang bertalian dengan urusan kehidupan duniawi. Karena hanya dengan demikianlah mereka bisa sukses dan memperoleh hasil atau balasan yang mereka inginkan dan harapkan. Dalam penyaksian, mereka harus adil menerangkan apa yang sebenarnya tanpa memandang siapa orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat dan kerabat. Ayat ini senafas dan seirama dengan surah An Nisa' Ayat 135 yaitu sama-sama menerangkan tentang seseorang yang berlaku adil dan jujur dalam persaksian. Perbedaannya ialah dalam ayat tersebut diterangkan kewajiban berlaku. adil dan jujur dalam persaksian walaupun kesaksian itu akan merugikan diri sendiri, ibu dan kerabat, sedang dalam ayat ini diterangkan bahwa kebencian terhadap sesuatu kaum tidak boleh mendorong seseorang untuk memberikan persaksian yang tidak adil dan tidak jujur, walaupun terhadap lawan.

Selanjutnya secara luas dan menyeluruh, Allah memerintahkan kepada orang orang yang beriman, supaya berlaku adil, karena keadilan dibutuhkan dalam segala hal, untuk mencapai dan memperoleh ketenteraman, kemakmuran dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu berlaku adil adalah jalan yang terdekat untuk mencapai tujuan bertakwa kepada Allah.

Pada akhir ayat ini Allah menyatakan janji-Nya bahwa kepada orang-orang yang beriman yang banyak beramal saleh akan diberikan ampunan dan pahala yang besar. Dan janji Allah pasti ditepati-Nya,

Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
(Q.S. Ali Imran [3]:9)

Yang dimaksud dengan amal saleh ialah setiap pekerjaan yang baik, bermanfaat dan patut dikerjakan, baik pekerjaan ubudiah seperti salat dan lain-lain maupun pekerjaan seperti menolong fakir miskin menyantuni anak yatim dan amal sosial lainnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu selalu berdiri karena Allah) menegakkan kebenaran-kebenaran-Nya (menjadi saksi dengan adil) (dan janganlah kamu terdorong oleh kebencian kepada sesuatu kaum) yakni kepada orang-orang kafir (untuk berlaku tidak adil) hingga kamu menganiaya mereka karena permusuhan mereka itu. (Berlaku adillah kamu) baik terhadap lawan maupun terhadap kawan (karena hal itu) artinya keadilan itu (lebih dekat kepada ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) sehingga kamu akan menerima pembalasan daripadanya.
««•»»
O you who believe, be upright before God, in [fulfilling] what is His due, witnesses in equity, in justice. Let not hatred of a people, namely, the disbelievers, cause you not to be just, and to harm them on account of their enmity; be just, towards both friend and foe, that, justice, is nearer to God-fearing. And fear God; surely God is aware of what you do, and will requite you for it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 7][AYAT 9]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:8

[005] Al Maidah Ayat 007

««•»»
Surah Al Maidah 7

وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُمْ بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
««•»»
waudzkuruu ni'mata allaahi 'alaykum wamiitsaaqahu alladzii waatsaqakum bihi idz qultum sami'naa wa-atha'naa waittaquu allaaha inna allaaha 'aliimun bidzaati alshshuduuri
««•»»
Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya {405} yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami ta'ati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).
{405} Perjanjian itu Ialah: Perjanjian akan mendengar dan mengikuti Nabi dalam segala Keadaan yang diikrarkan waktu bai`ah.
««•»»
Remember Allah’s blessing upon you and His covenant with which He has bound you when you said, ‘We hear and obey.’ And be wary of Allah. Indeed Allah knows best what is in the breasts.
««•»»

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada kaum muslimin agar mengingat nikmat-Nya, yaitu peraturan-peraturan agama yang telah ditetapkan kepada mereka. Dengan datangnya agama Islam hilanglah permusuhan, timbullah persaudaraan. Sesudah itu Allah mengingatkan akan perjanjian yang pernah diikrarkan yaitu janji patuh dan taat kepada Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam baik di waktu susah maupun di waktu senang mengikuti segala perintahnya dan akan meninggalkan segala larangannya dengan penuh kepatuhan dan ketaatan. Pada akhir ayat ini, Allah memerintahkan supaya kaum muslimin tetap bertakwa kepada Allah, menjaga supaya jangan sampai lupa kepada nikmat-Nya dan jangan melanggar janji yang sudah diikrarkan, baik secara terang terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Sebab Allah Maha Mengetahui segala yang tersimpan di dalam hati manusia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ingatlah olehmu karunia Allah kepadamu) maksudnya agama Islam (dan perjanjian-Nya yang telah diikat erat-Nya denganmu) artinya yang telah diperbuat-Nya denganmu (ketika kamu mengatakan) kepada Nabi saw. sewaktu baiat kepadanya (Kami dengar dan kami taati) mengenai apa juga yang engkau suruh atau pun larang, baik yang kami sukai maupun yang kami benci (dan bertakwalah kamu kepada Allah) jangan sampai melanggar perjanjian itu (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati) yakni apa yang terdapat di dalamnya apa lagi yang terdapat di luarnya.
««•»»
And remember God’s grace upon you, through Islam, and His covenant, His pledge, which He made, He bound, with you when you said, to the Prophet (s) upon pledging allegiance to him: ‘We hear and we obey’, all that you command and forbid, of what we love and what we despise. And fear God, in His covenant, lest you break it. Surely God knows what is in the breasts, that is, what is in the hearts [of people], all the more reason for [Him to have knowledge of] other things.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 6][AYAT 8]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:7

[005] Al Maidah Ayat 006

««•»»
Surah Al Maa-idah 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
««•»»
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa qumtum ilaa alshshalaati faighsiluu wujuuhakum wa-aydiyakum ilaa almaraafiqi waimsahuu biruuusikum wa-arjulakum ilaa alka'bayni wa-in kuntum junuban faiththhahharuu wa-in kuntum mardaa aw 'alaa safarin aw jaa-a ahadun minkum mina alghaa-ithi aw laamastumu alnnisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sha'iidan thayyiban faimsahuu biwujuuhikum wa-aydiikum minhu maa yuriidu allaahu liyaj'ala 'alaykum min harajin walaakin yuriidu liyuthahhirakum waliyutimma ni'matahu 'alaykum la'allakum tasykuruuna
««•»»
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit {403} atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh {404} perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
{403} Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
{404} Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.
««•»»
O you who have faith! When you stand up for prayer, wash your faces and your hands up to the elbows, and wipe a part of your heads and your feet, up to the ankles. If you are junub, purify yourselves. But if you are sick, or on a journey, or any of you has come from the toilet, or you have touched women, and you cannot find water, then make tayammum with clean ground and wipe a part of your faces and your hands with it. Allah does not desire to put you to hardship, but He desires to purify you, and to complete His blessing upon you so that you may give thanks.
««•»»

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari yang isinya antara lain: bahwa dalam suatu perjalanan, kalung Aisyah yang hilang di tempat yang bernama: Baida, sehingga terpaksa rombongan Nabi bermalam di tempat itu. Pada waktu subuh Rasulullah bangun lalu mencari air untuk berwudu tetapi beliau tidak mendapat air, maka turunlah ayat ini. Allah swt. menerangkan cara-cara berwudu. Rukun wuda ada enam: empat rukun dari padanya disebutkan dalam ayat ini, sedang dua rukun lagi diambil dari dalil lain. Empat macam itu ialah:
  1. Membasuh muka, yaitu mulai dari rambut sebelah muka atau dahi sampai dengan dagu dan dari telinga kanan sampai telinga kiri.
  2. Membasuh dua tangan dengan air bersih mulai dari ujung jari sampai dengan dua siku.
  3. Menyapu kepala, cukup menyapu sebahagian kecil dari kepala menurut mazhab Syafii. (Menurut mazhab Maliki: harus menyapu seluruh kepala, sedang menurut mazhab Hanafi: cukup menyapu seperempat kepala saja.)
  4. Membasuh dua kaki mulai dari jari-jari sampai dengan dua mata kaki. Kesemuanya itu dengan menggunakan air.
Sedang dua rukun lagi yang diambil dari Hadis ialah:
  1. Niat, pekerjaan hati dan tidak disebutkan dalam ayat ini tetapi niat itu diharuskan pada setiap ibadah sesuai dengan hadis: إنما الأعمال بالنيات , artinya : "Sesungguhnya segala amalan adalah dengan niat". (H.R. Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab)
  2. Tertib, artinya mengurutkan pekerjaan tersebut di atas sesuai dengan urutan yang disebutkan Tuhan dalam ayat ini. Tertib itu tidak disebutkan dengan jelas di dalam ayat ini tetapi demikianlah Nabi melaksanakannya dan sesuai pula dengan sabdanya yang berbunyi : ابدأو بما بدأ الله, artinya "Kamu mulailah dengan apa yang dimulai oleh Allah." (H.R. An Nasa'i dari Jabir bin Abdillah)
  3. Ada pun yang selain enam macam itu, seperti membasuh dua kaki, berkumur-kumur adalah sunah hukumnya. Kewajiban wudu ini bukanlah setiap kali hendak mengerjakan salat tetapi wudu itu diwajibkan bagi seorang yang akan salat jika wudu itu sudah batal, sesuai dengan hadis yang berbunyi لا يقبل الله صلاة  أحدكم إذا أحدث حتى يتوضأ Allah tidak menerima salah seorang di antara kalian apabila ia berhadas hingga ia berwudu. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Sesudah itu, Allah menerangkan wajibnya seseorang mandi disebabkan junub:
  1. Keluarnya mani
  2. Jimak (bersetubuh)
  3. Haid
  4. Nifas
  5. Wiladah (beranak)
  6. Mati (orang yang hidup wajib memandikan yang mati).
Orang-orang yang terkena salah satu dari (1) sampai (6) dinamakan orang yang berhadas besar wajib mandi dan berwudu barulah boleh salat.
Orang-orang yang berhadas kecil yang wajib berwudu saja, yaitu disebabkan:
  1. Keluar sesuatu dari lubang buang air kecil dan buang air besar
  2. Bersentuh kulit laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram, antara keduanya tanpa lapis. (Sebagian ulama seperti mazhab Hanafi berpendapat bahwa bersentuhan kulit antara laki-laki dengan kulit perempuan tidak membatalkan wudu)
  3. Tidur yang tidak memungkinkan ia tahu jika sekiranya keluar angin dari duburnya
  4. Hilang akal karena mabuk, gila dan sebagainya
  5. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan atau menyentuh lubang pantat f. Murtad (keluar dari agama Islam).
Selanjutnya dalam ayat ini Allah menerangkan cara-cara bertayamum jika seseorang dalam keadaan sakit tidak boleh memakai air atau dalam keadaan musafir atau sudah buang air atau menyentuh perempuan yang halal dinikahi tanpa lapis,
(menurut pendapat yang lain bersentuhan kulit laki-laki dengan wanita itu tidak membatalkan wudu, karena yang dimaksud oleh ayat ini ialah bersetubuh, bukan setiap bersentuhan)
maka wajib bertayamum dengan tanah. Caranya ialah dengan meletakkan kedua belah telapak tangan kepada debu tanah yang bersih lalu disapukan ke muka, kemudian meletakkan lagi kedua telapak tangan ke atas debu tanah yang bersih, lalu telapak tangan yang kiri menyapu tangan kanan mulai dari belakang jari-jari tangan terus ke pergelangan sampai dengan siku dari siku turun ke pergelangan tangan lagi untuk menyempurnakan penyapuan yang belum tersapu, sedang telapak tangan yang sebelah kanan yang berisi debu tanah jangan diganggu untuk disapukan pula ke tangan sebelah kiri dengan cara yang sama seperti menyapu tangan kanan.
Demikianlah cara Nabi bertayamum.

Kemudian pada akhir ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa perintah berwudu dan tayamum bukanlah untuk mempersulit kaum muslimin, akan tetapi untuk menuntun mereka cara-cara bersuci dan untuk menyempurnakan nikmat-Nya, agar kaum muslimin menjadi umat yang bersyukur.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berdiri) maksudnya hendak berdiri (mengerjakan salat) dan kamu sedang berhadas (maka basuhlah muka dan tanganmu sampai ke siku) artinya termasuk siku itu sebagaimana diterangkan dalam sunah (dan sapulah kepalamu) ba berarti melengketkan, jadi lengketkanlah sapuanmu itu kepadanya tanpa mengalirkan air. Dan ini merupakan isim jenis, sehingga dianggap cukup bila telah tercapai sapuan walaupun secara minimal, yaitu dengan disapunya sebagian rambut.

Pendapat ini juga dianut oleh Imam Syafii (dan kakimu) dibaca manshub karena diathafkan kepada aidiyakum; jadi basuhlah tetapi ada pula yang membaca dengan baris di bawah/kasrah dengan diathafkan kepada yang terdekat (sampai dengan kedua mata kaki) artinya termasuk kedua mata kaki itu, sebagaimana diterangkan dalam hadis. Dua mata kaki ialah dua tulang yang tersembul pada setiap pergelangan kaki yang memisah betis dengan tumit. Dan pemisahan di antara tangan dan kaki yang dibasuh dengan rambut yang disapu menunjukkan diharuskannya/wajib berurutan dalam membersihkan anggota wudu itu. Ini juga merupakan pendapat Syafii.

Dari sunah diperoleh keterangan tentang wajibnya berniat seperti halnya ibadah-ibadah lainnya. (Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka bersucilah) maksudnya mandilah (dan apabila sakit) yang akan bertambah parah dengan menyentuh air (atau dalam perjalanan) musafir (atau kamu kembali dari tempat buang air) artinya berhadas (atau menyentuh wanita) hal ini telah dibicarakan dulu pada surah An-Nisa (lalu kamu tidak memperoleh air) yakni setelah mencarinya (maka bertayamumlah) dengan mencari (tanah yang baik) tanah yang bersih (sapulah muka dan tanganmu) beserta kedua siku (dengan tanah itu) dengan dua kali pukulan.

Ba menunjukkan lengket sementara sunah menjelaskan bahwa yang dimaksud ialah hendaklah sapuan itu meliputi kedua anggota secara keseluruhan (Allah tidaklah hendak menyulitkan kamu) dengan kewajiban-kewajiban berwudu, mandi atau tayamum itu (tetapi Dia hendak menyucikan kamu) dari hadas dan dosa (dan hendak menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu) yakni dengan Islam dengan menerangkan syariat-syariat agama (semoga kamu bersyukur) atas nikmat-Nya itu.

««•»»
O you who believe, when you stand up, that is, when you intend to go, to pray, and you are in [a state of] ritual impurity, wash your faces, and your hands up to the elbows, that is, including them [the elbows], as is clarified in the Sunna; and wipe your heads (the bā’ in bi-ru’ūsikum is for ‘adherence’), that is to say, wipe over [the head] adhering [the hand] closely, without [excessive] water pouring over; the noun [ra’s, ‘head’] is generic, and so the minimum required to fulfil [the stipulation] is acceptable, which is the wiping of some of the hair, as al-Shāfi‘ī asserts); and your feet (read wa-arjulakum in the accusative as a supplement to aydīyakum; or wa-arjulikum in the genitive because of its adjacency to [the genitive] bi-ru’ūsikum), up to the ankles, that is, including them [the ankles], as is clarified in the Sunna, and they are the two protruding bones at the juncture of the legs and the feet. The interposing of the wiping of the head between [the mention of] the hands and the feet, which are washed, is intended to show the requirement of [a specific] order during the purification of these limbs, as al-Shāfi‘ī asserts. In addition, the requirement of making intention (niyya) in this [ablution], as in the other rituals of worship, is taken from the Sunna. If you are defiled, purify, wash, yourselves; but if you are sick, with an illness made worse by water, or on a journey, travelling, or if any of you comes from the privy, that is, [if] he has defecated, or you have touched women (as mentioned already in the verse in [sūrat] al-Nisā’ [Q. 4:43]), and you cannot find water, having made the effort to look for it, then head for, seek, wholesome dust, that is, clean earth, and wipe your faces and your hands, including the elbows, with it, using two strikes (the bā’ of bi-wujūhikum, ‘your faces’, denotes ‘adherence’; it is explained in the Sunna that the requirement here is for the wiping to encompass the whole of these two parts. God does not desire to make any hardship for you, any constraint, in the obligations He has imposed on you with regard to ablution, washing and purification with dust; but He desires to purify you, of filth and sins, and that He may perfect His grace upon you, through Islam, by explaining the laws of the religion; so that you might give thanks, for His graces.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
kik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Bukhari meriwayatkan dari jalur Amr bin Harits dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya dan dari Siti Aisyah yang menceritakan, "Kalungku telah terjatuh di padang pasir, sedangkan waktu itu kami telah memasuki kawasan Madinah. Kemudian Rasulullah saw. menghentikan (hewan) kendaraannya dan langsung turun; setelah itu beliau meletakkan kepala beliau ke pangkuanku lalu tidur. Sahabat Abu Bakar datang menghadap, kemudian ia memukulku dengan keras seraya berkata, 'Engkau telah menahan banyak orang karena masalah kalungmu.' Kemudian setelah peristiwa itu Nabi saw. bangun dan waktu salat subuh telah masuk, Nabi saw. mencari air (untuk berwudu) akan tetapi beliau tidak menemukannya, lalu turunlah ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak mengerjakan salat...' sampai dengan firman-Nya, '...supaya kamu bersyukur.'
(Q.S. Al-Maidah [5]:6).

Usaid bin Hudhair berkata, 'Allah telah memberkati orang-orang oleh sebab keluargamu, hai Abu Bakar!'" Imam Thabrani meriwayatkan dari jalur Ibad bin Abdullah bin Zubair dari Siti Aisyah r.a. yang menceritakan, "Setelah lewat peristiwa tentang hilangnya kalungku, dan setelah berlalu pergunjingan orang-orang tentang peristiwa dusta (al-ifki).
Aku keluar bersama Rasulullah saw. dalam suatu peperangan yang lain, maka terjatuh pula kalungku itu untuk kedua kalinya hingga orang-orang menjadi terhambat perjalanannya karena mencari kalungku itu.
Kemudian Abu Bakar (ayah Siti Aisyah) berkata kepadaku,
'Hai anak perempuan kecilku! Dalam setiap perjalanan engkau selalu menjadi beban dan sumber malapetaka bagi orang-orang.'
Setelah itu Allah menurunkan ayat rukhshah (keringanan) bertayamum
Lalu Abu Bakar berkata kepadaku,
'Sesungguhnya engkau ini wanita yang diberkati.'"

Peringatan

Pertama:
  • Imam Bukhari telah mengetengahkan hadis ini dari sumber periwayatan Amr bin Harits di dalam hadis terdapat penjelasan bahwa ayat tayamum yang telah dituturkan di dalam periwayatan selain selain Imam Bukhari adalah ayat surah Al-Maidah.
  • Akan tetapi kebanyakan para perawi hadis mengatakan, "Maka turunlah ayat mengenai tayamum," hanya saja mereka tidak menjelaskannya (nama surahnya).
  • Dan Ibnu Abdul Bar telah berkata, "Periwayatan mengenai hal ini adalah mu`dhal dan saya tidak bisa menemukan jalan keluar untuk menilainya. Sebab kami tidak mengetahui secara pasti manakah di antara kedua ayat tersebut yang dimaksud oleh Siti Aisyah."
  • Tetapi Ibnu Bathal mengatakan bahwa ayat itu adalah ayat surah An-Nisa. Ia mengemukakan alasannya bahwa kalau surah Al-Maidah itu dinamakan ayat wudu sedangkan ayat surah An-Nisa sedikit pun tidak menyinggung masalah wudu, maka oleh karena itu ayat surah An-Nisa ini khusus dinamakan ayat tayamum.
  • Dan Al-Wahidi sendiri telah menuturkan hadis ini dalam kitab Asbabun Nuzulnya sewaktu ia menuturkan tentang latar belakang turunnya ayat surah An-Nisa ini. Dan memang tidak diragukan lagi apa yang dipilih oleh Imam Bukhari, bahwa ayat ini adalah ayat surah Al-Maidah adalah pendapat yang benar. Sebab periwayatkan yang dikemukan oleh Imam Bukhari disertai dengan penjelasan mengenainya jalurnya sebagaimana yang telah disebutkan tadi.
Ke·dua:
  • Hadis ini menunjukkan bahwa wudu itu telah diwajibkan atas mereka sebelum turunnya ayat ini. Oleh sebab itu turunnya ayat ini dianggap sebagai suatu peristiwa yang besar mengingat di dalamnya terkandung penjelasan yang membolehkan bersuci tanpa air dan juga mengenai peristiwa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar terhadap Siti Aisyah tadi. Kedua peristiwa itu adalah peristiwa yang besar.
  • Ibnu Abdul Bar berkata, "Telah dimaklumi oleh semua pasukan yang ikut berperang bahwa Nabi saw. tidak salat sejak difardukannya kecuali dengan wudu. Tiada seorang pun yang meragukannya kecuali orang yang keras kepala."
  • Ibnu Abdul Bar melanjutkan bahwa hikmah dalam penurunan ayat wudu bersama-sama dengan pengamalannya yang didahulukan supaya kefarduannya dibacakan melalui penurunan ayat. Sedangkan selain Ibnu Abdul Bar menyatakan barangkali permulaan ayat wudu diturunkan lebih dahulu bersama-sama dengan fardu wudu kemudian sisanya diturunkan yaitu membahas masalah tayamum seperti dalam kisah ayat ini.
  • Menurut saya (Imam Suyuthi) pendapat yang pertama adalah pendapat yang paling tepat sebab sesungguhnya fardu wudu itu bersamaan dengan fardu salat, yaitu di Mekah sedangkan ayat ini (Al-Maidah) madaniah.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 5][AYAT 7]•
•[KEMBALI]•

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of120
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesia
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#5:6