
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
««•»»
wautlu 'alayhim naba-a ibnay aadama bialhaqqi idz qarrabaa qurbaanan fatuqubbila min ahadihimaa walam yutaqabbal mina al-aakhari qaala la-aqtulannaka qaala innamaa yataqabbalu allaahu mina almuttaqiina
««•»»
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
««•»»
Relate to them truly the account of Adam’s two sons. When the two of them offered an offering, it was accepted from one of them and not accepted from the other. [One of them] said, ‘Surely I will kill you.’ [The other one] said, ‘Allah accepts only from the Godwary.
««•»»
Nabi Muhammad saw. diperintahkan untuk membacakan kisah kedua putra Adam a.s. itu di waktu mereka berkurban, kemudian kurban yang seorang diterima sedang kurban yang lain tidak. Orang yang tidak diterima kurbannya bertekad untuk membunuh saudaranya, sedang yang diancam menjawab bahwa ia menyerah kepada Allah, karena Allah hanya akan menerima kurban dari orang-orang yang takwa.
Menurut riwayat dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan lain-lain, bahwa putra Adam yang bernama Qabil mempunyai ladang pertanian dan putranya yang bernama Habil mempunyai peternakan kambing. Kedua putra Adam itu mempunyai saudara kembar wanita. Pada waktu itu Allah swt. mewahyukan kepada Nabi Adam agar Qabil dikawinkan dengan saudara kembar Habil. Dengan perkawinan itu Qabil tidak senang dan marah, saudara kembarnya lebih cantik. Kedua-duanya sama-sama menghendaki saudara yang cantik itu. Akhirnya Nabi Adam a.s. menyuruh Qabil dan Habil agar keduanya berkurban guna mengetahui siapa, di antara mereka yang akan diterima kurbannya. Qabil berkurban dengan hasil pertaniannya dan yang diberikan yang bermutu rendah. sedang Habil berkurban dengan kambing pilihannya yang baik.
Maka Allah swt. menerima kurban Habil, berarti bahwa Habillah yang dibenarkan mengawini saudara kembar Qabil. Dengan demikian bertambah keraslah kemarahan dan kedengkian Qabil sehingga ia bertekad untuk membunuh saudaranya.
Tanda-tanda kurban yang diterima itu ialah kurban itu dimakan api sampai habis.
(Al Manar VI: 342)
Dari peristiwa yang terjadi ini dapat diambil pelajaran bahwa apa yang dinafkahkan seharusnya tidak sekadar untuk mengharapkan pujian dan sanjungan akan tetapi hendaklah dilakukan dengan ikhlas agar diterima oleh Allah swt.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan bacakanlah) hai Muhammad (kepada mereka) yakni kepada kaummu (kabar) berita (dua orang anak Adam) yaitu Habil dan Qabil (dengan sebenarnya) berhubungan dengan utlu (ketika keduanya mempersembahkan kurban) kepada Allah berupa domba dari Habil dan hasil tanaman dari Qabil. (Maka diterima dari salah seorang mereka) yakni dari Habil dengan alamat turunnya api dari langit yang melahap kurbannya (dan tidak diterima dari yang lain) yakni dari Qabil yang menjadi murka dan memendam kedengkian dalam dirinya menunggu naik hajinya Adam. (Katanya) yakni Qabil kepada Habil ("Sungguh, akan kubunuh kamu!") Kenapa kurbanmu diterima sedangkan kurban saya tidak! (Jawabnya, yakni Habil, "Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang yang bertakwa").
««•»»
And recite, O Muhammad (s), to them, your people, the story, the tale, of the two sons of Adam, Abel and Cain, truthfully (bi’l-haqq is semantically connected to utlu, ‘recite’), how they each offered a sacrifice, to God, which in Abel’s case was a ram, and in Cain’s, some green crops, and it was accepted from one of them, namely, from Abel, when a fire came down from the heaven and consumed his offering, and not accepted from the other, that is, from Cain, and so he became furious and kept secret his envy until Adam left on pilgrimage. He said, to him, ‘I will surely slay you,’, and the other said, ‘Why?’, to which the first replied, ‘Because only your offering was accepted’. The other said, ‘God accepts only from the God-fearing’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 26]•[AYAT 28]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»